Tuesday, November 13, 2012

wirausaha


Pendidikan kewirausahaan
Dalam sejarah Islam sering diungkap bahwa Nabi Muhammad SAW. Sejak usia kanak kanak sudah mulai bekerja dengan mengembala domba. Ketika mnginjak usia remaja sampai menikah beliau terkenal sebagai pedagang yang sukses. Itu semua tidak terlepas dari bimbingan paman dan kakek beliau serta lingkungan yang mendukung atau situasi yang menuntut untk melakukan hal tersebut. Menurut istilah sekarang keluarga Nabi Muhammad SAW. Telah menanamkan jiwa kewirausahaan ke dalam diri Nabi Muhammad SAW. Sehingga dengan jiwa kwirausahaan menimbulkan ingin berusaha di atas kaki sendiri , mengatur diri sendiri, kreatif dan berani tampi beda dengan taktik atau strategi penjualan yang berbeda dengan yang lain atau di luar kebiasaan yang dilakukan para pedagang waktu itu.
Menurut penulis, penanaman jiwa kewirausahaan sangat perlu untuk ditanamkan sejak dini, atau mulai sekolah dasar, agar tumbuh jiwa kemandirian ketika mereka menginjak jenjang pendidikan berikutnya, seingga bisa meringankan beban orang tua, bagi siswa yang kurang mampu. Dan bagi siswa yang orang tuanya berkecukupan, maka akan mengurangi sipat manja yang ada dalam jiwa anak. Penulis sangat setuju pada sekolah kejuruan yang mewajibkan siswanya untuk menjual sebuah produk, tapi sayang masih kurang adanya pengawasan terhadap cara penjualan siswa, tidak sedikit siswa yang pura pura habis laku terjual dagangannya ,padahal mereka jual kepada orang tuanya sendiri dengan setengah memaksa, yang penting habis. Tapi tidak sedikit adapula siswa yang tidak malu malu menawarkan produknya di tempat tempat keramaian.

Berangkat dari keinginan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak didik, penulis mencoba menerapkan seperti yang dilakukan sekolah sekolah kejuruan, yaitu dengan mendorong kepada siswa untuk menjual beberapa barang, seperti alat alat tulis. Dorongan tersebut tidak bersipat memaksa tapi hanya memotivasi, Alhamdulillah ada beberapa siswa yang melaksanakan. Ternyata ada siswa yang mampu berinovasi, missal, minggu pertama dagang sorabi manis di rumahnya tiap sore, setalah dirasa kurang peminat beralih berjualan baso goreng ( basreng), kemudian ganti dengan berjulan buku mewarnai ( lebih tepatnya selembar kertas yang bergambar untuk diwarnai ), pernah juga berjualan keripik singkong pedas, dan bila liburan sekolah yang agak panjang siswa tersebut bekerja di warung nasi milik tetangganya. Bisnis yang ditekuni siswa tersebut dijalani kurang lebih satu setengah semester.

Pada umumnya ketika setelah mendpat ijazah SMA, para siswa kemudian pontang paanting memasukan lamaran lamaran, baik ke pabrik,supermarket,rumah makan, hotel, dan masih banyak lagi. Bagi yang mampu, mereka meneruskan ke perguruan tinggi. Jarang sekali yang lulus SMA langsung terjun menjadi pedagang. Jadi pedagang adalah hal yang tidak direncanakan. Berdagang bila sidah mentok, ditolak perusahaan perusaahan. Padahal jadi pedagang tidaklah harus bermodal besar, bisa dimulai dengan dagang kecil kecilan di kaki lima atau di tempat keramaian lainnya.

Untuk menanmkan jiwa kewirausahaan pada anak memerlukan lingkungan yang mendukung baik dari keluarga, sekolah maupun masyarakat tempat para siswa bergaul. Tapi semua hal itu tergantung niatnya masing masing. Bukankah kita akan mendapatkan apa yang kita niatkan ? . semoga bermanfaat,

No comments: