MENJAGA
PENDIDIKAN ANAK- ANAK
Ahli
- ahli pendidikan telah sepakat, bahwa pengajaran dan pendidikan adalah dua
jalan yang menjadi satu, wasilah ( jalan) yang paling utama bagi kemajuan
bangsa, mencapai kedudukan yang paling mulia di dalam dunia. lantaran pengajaran
dan pendidikan, tercapailah cita- cita yang tinggi. Sebab tiap- tiap bangsa
mestilah mempunyai cita- cita yang tinggi.
Di
dalam agama islam sudah ada aturan mendidik anak-anak di dalam agama, usia 7
tahun anak itu sudah mulai disuruh shalat daan kalau usianya sudah mencapai 10
tahun belum juga shalat, masih malas –malas mengerjakannya maka boleh untuk di
pukul sebagai peringatan.
Kepandaian
orang tua dalam mendidik anak adalah menjadi penolong guru. Dan sebaliknya,
jika hanya dilepas “unggaskan” saja oleh ayah bundanya, diserahkan saja kepada
guru,tidak peduli dan bersikap masa bodoh, maka janganlah berharap banyak
mereka akan berhasil.
Berkata
hukama:
“hendaklah
adab sopan anak - anak itu dibentuk sejak dari kecilnya, karean ketika masih
kecilnya masih mudah membentuk dan mngasuhnya. belum dirusak oleh adat
kebiasaan yang sukar meninggalkan. Tiap - tiap manusia, apabila telah terbiasa
mengerjakan dan mentabiaatkan suatu pekerti sejak kacilnya - yang baik atau yang buruk sukarlah
membelokannya kepada yang lain, apabila dia telah besar. padahal masa jadi anak – anak itu hanya sebatar.”
Berkata
al hakim Al-mustashimi tentang cara mndidik anak- anak:
“jangan
biarkan dia banyak tidur. Ajar dia lekas bangun. Karena banyak tidur
menyebabkan dia pemalas, lamban , berat tegak, layu otaknya dan mati hatinya, sekehendaknya
jangan dibiasakan dia tidur di kasur tebal, biar di tikar tipis, supaya dia
biasa ringan, jangan penyenang, jaga supaya dia jangan pendusta, hendaklah dia
berkata benar, walaupun atas suatu kesalahan yang telah diperbuatnya, supaya
dia terbiasa sejak kecilnya menanggung jawab kesalahannya. ajar dia pendiam dan
berkata hanya di tempatnya. larang dia mengatakan perkataan yang keji dan
kotor. Ajar dia mengatakan yang manis- manis dan yang lemah lembut dan teratur
keluarnya, serta berkhidmat kapada gurunya dan orang yang lebih tua usianya, ajar
membiasakan taat kapada kedua orang tuanya, hormat dan cinta. ajar dia menahan
hatinya apabila bertemu dengan yang enak dan lezat, jangan lahap”
Berkata
seorang pendidik :
“
heran saya memikirkan guru- guru yang terlalu bangga dan banyak memompakan ceritera-ceritera
perang kepada muridnya, hikayat orang orang berani dan cara pembalasan dendam.
Padahal tidak diajarkannya pokok- pokok cinta kasih kepada sesama manusia dan
hasil yang diperdapat lantaran cinta kasih itu . padahal tidak seorang juga
yang saggup hidup di dunia seorang diri”
Seorang
budiman berkata :
“meskipun
kaya rayanya atau tinggi pangkatnya, hendaklah seorang ayah mendidik anak –
ananya percaya kepada dirinya sendiri, merdeka fahamnya, sehingga jika dia
hendak tegak, janganlah lagi memberatkan orang tuanya. Karena hidup itu
tidaklah akan berdiri kalau tidak dengan gerak, usaha, kerja dan takdir, dan
baik kelakuan. Supaya tercapailah ilmu, rezeki, kesenangan fikiran dan
kemuliaan. Karena zaman yang akan datang adalah tujuan hidup. Kalau tumbuh
pendirian demikian di dalam jiwa dengan suburnya, maka anak – anak itu akan
berani hidup. Sebab berani hidup lebih mulia dari pada berani mati. Jangan sampai
anak itu menyerah pada orang lain, pantang menumpang – numpang. Tidak dia
mengenal malas dan lembek, mukanya senantiasa jernih, walaupun payah dan letih,
dan hendaklah ayahnya meyuruh anaknya mempelajari banyak bahasa, karena seorang
`arif berkata:
“Satu
macam lidah mengetahui bahasa, satu kemanusiaan bertambah. orang yang tahu dua
bahasa samalah artinya dengan mempunyai dua diri. Apalgi zaman sekarang, dunia
telah kecil karena cepatnya perhubungan dan sudah banyak pergaulan diantara
bangsa – bangsa”
Wallahu
a`lam bisshawab
No comments:
Post a Comment